Minggu, 28 Februari 2010

HUJAN

Hujan, hujan datang lagi
Hujan, hujan malam ini
Bintang, bintang tiada lagi
Bulan pun merundung sedih

Hatiku resah, resah, resah
menanti cinta
Hidupku jera, jera, jera
hujan tak reda
Aku gelisah

Hujan, hujan datang lagi
Hujan, hujan malam ini

Seandainya malam ini aku dapat
mengungkapkan hasrat hati yang berharap
Ku tak sanggup, kekasih
Bila saja diri ini punya sayap
mungkin malam ini waktu kan terjawab
hati rindu menanti
Menantikan dirimu datang kemari
menemani diriku yang sendiri

(Erie Susan)

Jumat, 26 Februari 2010

lanjutan "pentingnya menerima pujian"


" iya baginda... telur2 ku dimakan oleh tenggiling ini. aku tidak terima. mohon baginda mengadili seadil2nya.."
kemudian harimau itu memanggil tenggiling dan menayakan perihal ini.
" tenggiling !! kamu ga sadar apa yg telah kamu lakukan pada ibu semut ini?"
" maaf baginda, saya tidak bersalah saya hanya mencari makanan. saya lapar. makanan saya adalah telur2 semut. bukan salah saya kenapa dia menjemur telur2 nya?"
Kemudian sang raja pun kembali bertanya pada ibu semut..
" kenapa kamu menjemur telur2 mu?"
"loh baginda, apa saya salah saya emnjemur telur2 ini karna telur2ku kehujanan. Salahkan matahari kenapa dia bersinar sungguh hangat" sahutnya.
kemudian singapun meminta kesaksian matahari.
" matahari kenapa kamu bersinar dgn hangatnya?"
"bagaimana saya tidak bersinar baginda, saya ada karna saya ada hujan lebat... salahkan dia kenapa turun.."
kemudian raja hutan itu menghadirkan saksi berikutnya.
" hujan.. kenapa kamu turun?"
" loh gimana saya ga turun, saya melihat asap yg mengepul di udara. pastinya saya turun dong..." salahkan saja udara yg panas itu.."
raja kebingungan. dipanggilnya asap itu.
" tuanku, saya ada karna saya melihat tumpukan abu yg ada setelah rumah nenek sihir itu hangus terbakar saya tidak bersalah.. alahkan saja nenek sihir itu.."
kesaksian berikutnya dipanggilnya nenek sihir.
" tuanku yg mulia, saya melakukan pemukulan genderang karena saya takut terjadi mala petaka yg akan ditimbulkan. karena rumah saya dimasuki oleh seekor ular. dan saya tidah tau kalau bunyi gendang itu menimbulkan bunyi yg mendayu2 sehingga ada kura2 yg menari2..."
kemudian sang raja pun menghadirkan ular.
"hai ular...... mengapa kamu bersembunyi di rumah sang penyihir ini?"
"ya baginda, mafkan hamba. hamba melakukan ini karena hamba malu atas pujian sang lalat"
Kemudian lalat pun dihadirkan di meja sidang. Seperti yg lainya dia pun ditanya hal yg sama. dan ia berkata
" OOOHHH jadi begini caramu menerima pujian..."

(THE END)

gimana ceritanya... komentar ya bagi yang mau ^_^

dari 101 kisah yg memberdayakan (George W Burn) versi dewi


"pentingnya menerima pujian"

Pada pagi hari yg cerah, matahari yg indah hangat menyapa alam. Terdapat seekor ular betina sedang berjemur setelah mandi di kali. Sisiknya yg indah menarik perhatian sang lalat yg sedang terbang di atasnya.
" amboy cantik nian kau ular... sisikmu sungguh indah... suuittt ssuuiittt.... "
melihat lalat, sang ular terperanjat. Dia kaget dan kemudian segera berlari mencari tempat persembunyianya. Pipinya merona, dia malu.
Akhirnya dia menemukan sebuah persembunyian yg dianggapnya nyaman. Di antara semak belukar. Dia tak menyadari kalau di sana adalah tempat tinggal sang nenek sihir. Nenek sihir meyakini kalau ada ular masuk rumahnya akan bertanda bahaya. Maka yg dia lakukan adalah memukul gendang sampai bunyi bertalu-talu. Ini adalah cara membebaskan dari mala petaka. Di luar sana tak disadari kalau ada sang kura2 yg sedang berjalan di depan rumah nenek sihir. Mendengar bunyi gendang, kura2 tsb berjoget2 kegirangan. Tak disadari kalau ternyata ada sang gajah yg sedang memperhatikannya. Tanpa basa basi dia menginjak batok kura2 itu sampai terdapat percikan api. Api itu mengenai gubuk nenek sihir yg terbuat dari jerami. Sekejap saja rumah nenek sihir hangus terbakar. Asap membumbung tinggi di udara. Awan berubah jadi hitam dan gelap. Turunlah hujan yg sangat lebat.

Matahari mulai menyumbul dari sisa2 awan setelah hujan turun berhari2. Matahari pagi hangat menyambut tanaman2 muda yg tumbuh subur. Peristiwa ini tak dilewati begitu saja oleh ibu semut. Setelah hujan berhari2 ia kemudian menjemur telur2 miliknya. Tibalah seekor tenggiling bangun dr tidurnya. menyadari ada santapan yg lezat di depannya, tanpa pikir panjang dilahapnya telur2 itu. Sang ibu semut pun marah, dia melaporkan kejadian ini pada sang raja hutan yg tak lain adalah harimau. sambil terseguk2 dia menangis.

(continue)

Kamis, 25 Februari 2010

LOBSTER


"LOBSTER"




Ehmm ada yang tau lobster ga??
nah,, pasti pada tau kan lobster itu apa??
udang besar yg sangat sangat enaaaaaaaaakkkk..... ehmm apa lagi klo dimasak pake bumbu yang pas... mantaf banget..

eeeehhh tapi tunggu dulu, LOBSTER yg ini bukan sembarang lobster loh....
walau sama2 bermata, bermulut dan berkumis, lobster ini ga punya otak udang loh,,, looh ko bisa?? kan namanya sama..??

Yaiya lah beda, lobster ini istimewa banget. Rasanya manis asem, asin. wah kaya Nano2 dong...?? Hihihi....

"Jawabnya Senyum Aja.." hhihii...
Sekian lama menunggu, akhirnya aku bisa merasakan rasanya lobster, walau ga puas tapi seneng deh bisa liat,raba,tapi lum bisa ngerasain hiks..hiks...

luv u...

Minggu, 21 Februari 2010

Bie part 2 (lobster)

OOhh Bie...


Beberapa hari ini Bie tampak murung.Wajahnya tampak kusut selalu ditekuk. Dibantingnya pintu kamar keras-keras.Dipandangi wajahnya.Dikernyitkan keningnya.Matanya berkaca-kaca.Dia tersenyum.Kemudian meledak tangisnya bagai gunung yang sedang mengeluarkan lahar panas.Dalam sekejap dia tertawa...
Hari ini dia telah membuat kesalahan kembali. Kesalahan dan kesalahan.

Sejak awal dia sudah menyadari kalau hubungan ini tidaklah akan berjalan baik.Kali ini Bie merasa bersalah karena tidak jujur sejak awal. Ini bukan salahnya, keadaan yang memaksa dia untuk tak jujur. Sampailah di sini lelaki itu menanyakan kejujurannya. Berat sekali rasanya untuk mengatakan ini. Dia takut akan kehilangan cintanya.

Dengan berat dan merasa bersalah Bie mengatakan semuanya. Dan dia sudah siap menerima segala resikonya. Benar saja... dia kecewa. Orang-orang yg dicintainya pergi begitu saja.

Bie barusaha tegar. Semua terbayar sudah... Bie tersenyum... hari-hari bie penuh warna.

Senin, 15 Februari 2010

Bie part 1






Gadis kerudung hitam menyusuri pekat malam. Langkah goyah mempercepat langkah. Sesekali berlari kecil dikejar rintikan hujan yang sejak sore mengguyur Jakarta.Kerikil2 itu menyusup disela2 sepatu karetnya yang berlubang. Model sepatu yg aneh pikirnya.Digenggam erat payung itu,tetap tak terselamatkan bajunya basah.
Dihempaskan tubuh sintalnya di atas kasur."Bug..." Dipejamkan matanya.Tetap saja tak bisa terpejam. Wajah lelaki yg ditemuinya kemarin masih berputer2 dalam benaknya. Begitu ramah dan manis. Beda dengan foto yg diberikannya kemarin.
"AAAAgggrrr....kenapa kamu ga mau balas pesan aku? kenapa kamu berubah??"
Air matanya berlinang. Lelaki yang dikenalnya sepekan yg lalu cepat sekali berubah. sepekan yang lalu sangat romantis, selalu menghubunginya. Membuat hari2 Bie tersenyum. Seminggu yg lalu ia berkanalan dengan seorang teman chatnya yg bernama Alpi. Seorang lelaki yg usianya lebih muda 2 tahun darinya. Awalnya Bie tidak respek dengan pria itu. karna Ia pikir lelaki itu lebih muda darinya. dan mungkin hanya bisa dijadikan sahabat saja.Suatu hari Bie meminta pada lelaki itu untuk menunjukan fotonya. Lelaki biasa, hitam tapi smart. Agamanya bagus karna sikapnya yg selalu perhatian.Sempat Bie ragu. Ya Allah hanya karena fisiknya aku mau mundur? tidak aku tidak akan mundur. Alfi tetap menghubungi Bie.
"Kenapa Bie? kamu akan mundur ya setelah lihat foto aku? aku jelek ya? "
Suara di telfon itu. Suara Alfi.
" Ga ko aku ga akan mundur "
" Bener?"
"Bener...." aku meyakinkan dia. Ya Allah jika memang dia jodoh aku. Tetapkan hatiku hanya untuknya. walau aku belum melihat rupa sebenarnya. aku mencintai dia karna Agamanya.
Hari yang disepakati untuk pertemuan itu pun akhirnya datang juga.Lelaki itu belum nampak batang hidungnya.sambil tetap berkomunikasi Bie mencarinya.
"Kamu dimana?"
"Aku di sini, kamu jalana aja terus aku ga liat kamu. aku di halte."
"Aku liat kamu" dimatikanya HP itu. untuk memastikan apakah itu dia Bie menghubungi lagi dia. Ya benar itu Alfi. Subhanallah ga seperti yang aku kira.Dia...

Dia sangat romantis dan baik hati sangat perhatian. Aroma tubuhnya kuat sekali lelaki sejati.
Kami pun pergi nonton.hmmm Ya allah ampuni aku.kenapa aku merasa suka padanya.senyumnya manis sekali.
"hmm gimana? aku kaya gini loh.." Bie pun membuka pembicaraan yg tadinya agak kaku.
" ya mau gimana lagi gpp ko..., eh kamu sini jgn jauh2" pintanya. Aku pun merona karna malu.kami bersenda gurau.Suasana berubah menjadi hangat karna canda tawa kami. malam kian larut kami pun bergegas pulang.
"nanti kabrin aku ya...?" pinta Bie pada lelaki pujaannya itu.
"iya, bye" kami pun berpisah...
Sehari berlalu tak ada kabar dari lelaki pujaan hatinya. hmm mungkin dia sibuk dengan rutinitas pekerjaannya.Ingin rasanya tau kabar dia, tak mungkin Bie harus menanyakan kabar terlebih dahulu.Ahhh kuberanikan diri utk menghubunginya.
Tumben teleponnya tak diangkat. Ada apa ini? sabar sabar... pikirnya.
"Ya hallo..." suara itu...
" Km lg dimana? gpp kan?" pikirnya cemas.
"Aku ga apa2 ko tadi lagi mandi" sapanya dingin tak seperti biasanya yg selalu hangat.
tenangnya hatiku....

Dua hari berlalu tak ada kaabr darinya.
Lelaki yang kupikir bagus agamanya tak melihat seseorang hanya dari fisik saja. Hmm ...
Bie hanya bisa merenungi nasibnya. Terkadang tersenyum terkadang tertawa. Lelaki yang hampir saja menikahinya entah dimana rimbanya.

Minggu, 14 Februari 2010

menanti jawaban

diammu bukan pilihanku
asaku hampir punah
janji yg kau tawarkan terpaksa ku kembalikan
diammu bukan pilihanku
raguku tlah kubayar
nyatanya tak mengecewakan
saat kutanam harap kau renggut kau campakkan
hilang ditelan malam
secerca harapku tak kan hadir temani tidurku
aku lelah



by:leyla

sehari bersamamu

ini sungguh nyata
duduk kau ditemani sebaris semut merah
senyum simpul tersungging dari bibir mungilmu
dikala aku menghampirimu
ini sungguh nyata
bersamamu begitu nyaman
inginku tak berakhir selamanya
kau tanyakan aku akankah berakhir
ku tanyakan kau akankah selamanya
tak kan ku siasiakan ini
ini sungguh nyata tak kan kusiasiakan denganmu
aroma tubuhmu isyaratkan hatimu
tak kan kulupakan dirimu selamanya



leyla
minggu,14 februari 2010